Wednesday 11 January 2012

Tapi.. yang Satu itu..


Ibu sering mengingatkan agar saya berhati-hati terhadap pergaulan. Tapi ibu mempunyai cara yang istimewa dalam mengingatkan sehingga saya merasa menjadi anak yang paling teristimewa.(sudah ada ‘paling’ ditambah lagi ‘ter’. Hemm.. betapa istimewanya saya kan?)

Suatu hari, ibu menelepon saya ketika saya sedang mengerjakan tugas. Ibu meminta saya waktu untuk mendengarkan beliau bercerita. Katanya, tetangga kami, anak berusia sekitar empat belas tahun atau kelas tiga SMP, sudah hamil tujuh bulan, dan hari itu ketika ibu bercerita, dilangsungkan pernikahannya.

Kebanyakan para orang tua, apalagi ibu pasti langsung mengomel kepada anak perempuannya setelah mendapati fenomena hamil di luar nikah seperti itu. ibu-ibu pasti sudah mengomel, mewanti-wanti anaknya, bahkan sampai mengancam diusir dari rumah atau dihapus dari keturunan keluarga. Hehehe.

Saya hanya bisa tersenyum, karena ibu saya tidak termasuk pada ibu-ibu yang demikian. Dan setelah mendapati fenomena tersebut, ibu juga tidak heran plus tidak panik. Sebelumnya, ibu sering mengatakan, “Apapun yang kamu lakukan, ibu percaya. Apapun kenakalanmu, ibu juga percaya kamu tidak menjahati ibu. Apapun dan dimanapun atau dengan siapapun kamu bermain ibu pun percaya, ‘satu itu’ pasti kamu bisa menjaganya.”

Sungguh ungkapan yang luar biasa. Tekanan yang sangat dalam ada pada kata ‘satu itu’. saya langsung paham apa maksudnya. Ibu sudah memberikan saya kepercayaan, bagaimanapun juga, sebisa saya, saya harus menjaga kepercayaan itu. satu itu! ya kesucian dan harga diri saya yang terbentang nama baik ibu di dalamnya.

No comments:

Post a Comment

jangan lupa komentar yapss!! biar saya tau jejak Anda.. =)