Satu Pohon Satu Nyawa

Nah, sekarang ini saya akan mengajak teman-teman untuk berandai-andai, jadi persiapkan diri untuk memasuki dunia perandaian. Pasti teman-teman masih ingat dengan pencanangan satu plastik untuk selamanya. Atau penggunaan tas go green bagi masyarakat yang tidak lain demi menjaga kesehatan bumi kita dari ancaman global warming.

Semua itu tujuannya sangat baik, namun ternyata respon dari masyarakat kurang memuaskan. Tapi, coba kita bayangkan, seandainya masyarakat hanya menggunakan satu plastik saja misalnya untuk periode satu tahun, apa yang akan terjadi coba. 

Memang perkembangan yang sangat baik adalah bumi kita akan sedikit terkurangi bebannya oleh penumpukkan sampah-sampah plastik. Namun, ternyata apabila program itu benar-benar terjadi, waW berapa coba pabrik plastik yang akan tutup dan gulung tikar hanya karena konsumennya tidak lagi menggunakan produknya.

Apabila sudah begitu bisa kita hitung-hitung lagi berapa banyak masyarakat yang pengangguran gara-gara pabrik-pabrik itu di tutup. Berapa pabrik plastik di Indonesia atau bahkan di dunia ini, dan berapa karyawan yang menggantungkan hidupnya di sana.

Penggunaan plastik yang terbatas membuat pabrik-pabrik plastik tidak lagi memproduksi plastiknya. Iya kalau pabrik tersebut langsung siap ke produk baru, tetapi kalau tidak, bagaimana?

Akibat pengangguran itu maka kemiskinan bertambah. Kalau kemiskinan sudah bertambah apa jadinya dunia ini. Penyakit akan menyebar ke mana-mana khususnya bagi mereka yang miskin. Iiih, waw? Memangnya ada ya berobat gratis ke rumah sakit. Kalau ada sih syukur-syukur, kalau tidak?

Nah, beruntung sekali itu belum sepenuhnya diterapkan. Mudah-mudahan ketika diterapkan akan ada solusi baru yang lebih mantab dan maknyus dan tidak merugikan di sisi lainnya. Saya lebih setuju kalau sekarang kita taam satu pohon untuk satu nyawa. Jadi kalau di setiap rumah ada lima anggota keluarga maka kita akan menanam lima pohon sebagai nyawa kita. Itu jauh lebih baik. =)