Kita Sedang Lupa...
“Kamu tau nggak sih? Mamaku itu mesti pilih kasih. Tiap aku minta ini itu nggak dikasih. Kalau adikku aja yang minta, selalu dikasih!” Ucap Reni sengol.
“Mungkin mamamu punya alasan lain yang lebih baik kenapa kamu nggak dikasih.” Ujar Rey menenangkan.
“Apanya? Mesti selalu gitu kok, baik daro Hongkong?!”
“Ehm... percuma deh emang kalau ngomong sama kamu, mesti jawabnya gitu..!”
Sesaat kemudian, ada seorang teman mereka datang. Cowok. Namanya Prasti.
“Hey, Ren, udah nerima yang gue kasih kemarin kan?”
“Oh, iya.. udah kok. Udah. Makasih banget ya Pras.. emang elo yang selalu ngertiin gue daripada nyokap gue di rumah.. ngomong ke elo aja, langsung terkabul.” Jawab Reni cengar-cengir.
***
Hem.. begitulah tingkah kita. kenapa ya kita selalu berterima kasih dengan sangat atas apa yang orang lain berikan kepada kita, padahal itu tidak seberapa. Coba kalau ibu kita, orang tua kita, keluarga kita, kapan kita mau berterima kasih kepada mereka. Padahal kasih sayang mereka tidak ada tandingannya loh, nggak bisa ditawar-tawar dengan harga.
Seusia kita nih, tapi banyak juga yang nggak seusia kita, selalu keliru mengedepankan rasa syukur dan terima kasih. Kita selalu hormat kepada orang lain, tetapi untuk keluarga bahkan ibu kita saja, belum tentu.
Kita selalu hormat atas kebaikan kecil yang orang lain berikan. Tapi kita malah mangkir, dan bahkan nyengir atas kebaikan keluarga apalagi ibu yang tak terhitung nominalnya.
Kita hilang ingatan kali ya, kalau ibu kitalah yang senantiasa merawat kita. gara-gara dia loh kita terlahir di dunia. Kita besar dan tumbuh sehat sehingga bisa bersenang-senang juga karena keluarga yang selalu memberikan kehangatan kasih sayang.
Lalu, kemana kesadaran kita untuk senantiasa mengedepankan mereka?
No comments:
Post a Comment
jangan lupa komentar yapss!! biar saya tau jejak Anda.. =)