Wednesday, 7 December 2011

Ketika Pernikahan dan Akalku Hilang

"Yank, sudah enam tahun lho kita menjalin hubungan ini. Sepertinya kurang indah kalau tidak segera diakhiri?"
"Apa? diakhiri??", Santi langsung terkejut dan menjatuhkan pop corn di tangannya setelah  mendengar ucapan Rudi, Kekasihnya yang sudah menemaninya selama enam tahun ini.
"Lho!" Rudi terbengong sambil melihat pop corn yang jatuh. kemudian ia punguti dan sambil berkata, "Iya, kita akhiri masa lajang kita dan sebaiknya aku segera melamarmu, gimana?" papar Rudi meluruskan ketidakpahaman Santi. Selang beberapa detik kemudian, Rudi berdiri dan segera mengulurkan pop corn yang tersisa ke arah Santi. 
ia tidak mendapatkan reaksi senang dari Santi. ia malah mendapat raut muka pelototan. Santi tidak hanya terkejut, malah ia lebih terbengong, terkesima melihat aura dari wajah Rudi yang begitu beraninya mengatakan itu.
"Apa?", tanya Santi memastikan.


"Ya, kita sesegera akan menikah, ya?"
"Ha?!? yayayaya.. yayaya... Ah.. iya.... terus.. terus.. terus kapan nih kamu mau melamar aku?" Santi yang tersadar tak sabar. Santi yang Ceroboh, tidak sabaran, dan suka mewek itu terus merengek melemparkan pertanyaan kepada Rudi. Rudi hanya tersenyum sekilas. 
"Ya, pokoknya dalam waktu dekat. Yuks, kita lanjut jalan-jalan. Nih, makan ya!" sahut Rudi sambil memasukkan pop corn ke mulut Santi yang masih melongo dan menarik tangan Santi. 
"aaaahh!! pelan-pelan dongS!!" teriak Santi gembira.

***

"Gaunnya bagus kan, yank?" tanya Santi pada Rudi suatu hari menjelang akad pernikahannya.
"Bagus kok. Indah banget kalau kamu yang make. coba orang lain, pasti nggak seindah ini!" guyonan Rudi ngerayu Santi.
"Mulai deh.. ngegombal!!"
"Sueer?!?!"
"Ah, aku harus tampil modis dan cantik pas pernikahan nanti!"
"Oh, ya harus.. kan Suaminya biar bersinar-sinar matanya.. hehe!"
"Halah.. selalu begitu!" sahut Santi manyun.
"Jangan Manyun dong, entar cepet tua loh! cantiknya ilang!"
"Biarin!!"

***

"Yank,, kurang tiga hari lagi nih, persiapan udah fix semuanya. tinggal undangannya Rini yang belum aku kasih ke rumahnya. abis rumahnya pindah, aku baru tau alamatnya. jadi, nanti aku berangkat buat nganterin undangannya ya..?!" Santi membuka percakapan di sela-sela kesibukan menjelang pernikahan mereka.
"Aku temenin ya?!" tawar Rudi.
"Engga usah deh yank.. sayang disini aja ya.. cuma sebantar aja kok. lagian aku naik taksi kok!" jawab Santi sambil meraih undangan di atas meja kerjanya dan meraih tangan Rudi, kemudian menciumnya, lantas pamit pergi.
"Yakin?!?" tanya Rudi bernada khawatir.
"Suer..werewerwerwerwer!!" tukas Santi sambil mencubit pipi Rudi. ada raut cinta yang begitu dalam di muka keduanya.
"Hati-hati ya..!"
"Ok!"

***

"AH, pak.. cepetan dikit dong pak. pacar saya udah nunggu nih, saya harus segera di rumah. karena nanti harus membeli sesuatu untuk perlengkapan pernikahan saya!" Santi tidak bisa tenang. ia selalu menyuruh sopir taksi yang membawanya itu untuk menerobos kemacetan. tetap tidak bisa. jalanan Surabaya macet total. Apalagi ditambah hujan yang mengguyur begitu deras. angin yang kencang dan banjir. jalanan macet. kendaraan hanya bisa merayap pelan-pelan. sedangkan waktu sangat mepet. ia harus segera bertemu Rudi, karena sore ini mereka ada janji untuk melengkapi kebutuhan wedding mereka yang akan berlangsung tiga hari lagi.

"Haduuhh, pak!! cepetan dikit dong pak!" Santi dongkol. tapi percuma, taksi yang ia tumpangi tidak bisa merayap bebas.

"ngga bisa non, macet kayak gini!" jawab sopir taksi yang sepertinya berumur baya.
"Ahh.!!" Santi kesal, geram. tangannya memukul kaca. percuma. semua usaha tidak akan membawanya bisa pulang ke rumah dan menemui Rudi.

Santi segera merogoh ponsel di tasnya. tidak ada jalan lain selain menelpon Rudi agar menjemputnya.
"Yank, cepetan jemput aku! aku di Jl. A. Yani. aku tunggu, aku kena macet nih.. nanti janji sama EO wedding kita batal lagi.. kan kurang tiga hari..!"
"Tapi masih hujan, sayang. tidak apa. santai saja lah.. biar aku yang hubungi EO untuk perlengkapan yang kurang. kamu diam aja dulu di taksi ya.."
"nggak mau, jemput aku sekarang. pokoknya jemput aku. aku nggak mau pernikahan kita ketunda lagi gara-gara perlengkapan yang nggak konplit. undangan udah kesebar lagi. kasihan EO kita kan, bolak-balik diundur-undur. inget dong, kemaren kita udah ngundurin seminggu, masak mau diundur lagi. kan malu..."
"Tapi, ujannya deres banget, San. kamu sabar dulu, ya.. nanti kalau sudah agak terang dikit aku jemput kok di sana.. biar kamu ngga lama-lama kejebak macet!"
"Enggak! pokoknya jemput sekarang. aku di jalan A. Yani, pake taksi nopol L 2314 AW aku tunggu sekarang titik. oh, iya. jemput pakai motor aja. kalau pake mobil bisa-bisa ngga bisa jalan juga ntar."
"Iya, iya, tunggu ya,,!"
"Cepetan, aku udah bosan nih!"
"iya, sayang..iya..!"

***

Berjam-jam lamanya, Santi menunggu Rudi. Seharusnya dalam waktu lima belas menit saja, Rudi sudah sampai. lagian, arus macetnya berlawanan arah dari arah Rudi. jadi, kalau misalnya Rudi menjemput itu hanya butuh waktu sebentar. tidak selama ini. huh.. gerutu Santi di dalam hati.

Ia semakin galau ketika sudah dua jam lebih ditengah kemacetan. ia smakin kesal. tak hanya kesal kepada sopir taksi yag tak segera membawanya pulang, juga kesal pada Rudi yang tak kunjung datang.
Tiga jam berlalu. di luar polisi mengatur lalu lintas. tapi tetap saja semrawut tak karuan. pikiran Santi terbuang dalam lamunan pernikahannya denga Rudi yang tinggal sebentar lagi. sejenak ia lupa akan kepenatannya. tak lama kemudian, teleponnya berdering.

Ada nama "Rudi sayang" di layar telepon. nah, ini dia yang ia tunggu-tunggu. tapi ia tidak menunggu datang lewat teelpon melainkan langsung menjemputnya. nah, nama itulah yang membuatnya jenuh berlama-lama menunggu di taksi yang hampir tidak bergerak sama sekali di tengah kemacetan itu. ah, ia ingin mengoceh sepuasnya dengan nama di layar telepon itu. ah, ia ingin menuangkan bosannya. lantas ia segera mengangkat telepon.
"Hallo.." dengan nada jutek dan sebel.
"Iya.."
"ahhh!" ucapnya lirih.  entah kenapa air mata terus keluar dari matanya. serasa ada banyak jutaan penat merangrang tubuhnya. tubuhnya menggigil. menggigit bibir yang merah itu. isaknya hampir tak terdengar. entah suara siapa di seberang telepon sana. ah.. ia membayangkan pernikahan itu sekali lagi, tapi takut dan ingin menangis sekeras mungkin.. dadanya sesak. linangan air mata terus jatuh.. "Rudii... Rudii.. kurang tiga hari pernikahan kita, Sayang. kurang tiga hari,,," ucapanya dengan hatinya sendiri. sakit, teriris. sopir taksi hanya terbengong menyaksikan penumpagnya yang tiba-tiba menjadi layu. tidak berontakan seperti tadi. ingin bertanya namun enggan.

"Ah... Rudi...!" Santi terus mengisak.. tangannya meremas keras dadanya. ada sesuatu yang ingin ia bunuh di dalam dada itu. ah.. serasa sakit. berkali-kali ia benturkan kepalana di kaca taksi. namun, hanya sebentar. sebentar kagi, meratapi hatinya yang kering. kehilangan Rudi, karena kecerobohan dan keegoisannya sendiri. ia tak kuasa untuk tidak menyalahkan dirinya. ini semua salah Santi, keegoisan Santi sendiri. pernikahan yang sudah di depan mata seharusnya berlangsung indah. tapi ia hancurkan sendiri bukan hanya pernikahannya yang akan hilang, melainkan kekasihnya yang sudah lama ingin ia memanggilnya. "Suamiku"..
kepalanya penat. banyak sesak yang tak sanggup dikeluarkan satu persatu. Rudi kecelakaan di jalanan kota saat  tiga kimometer ketika hampir sampai di tempat Santi dan taksi yang membawanya. kenangan selama enam tahun, bukan waktu yang sebentar yang seharusnya bermuara pada keindahan, kini ia dorong ke jurang dengan sendirinya.

 ***

Tepat, hari ini hari pernikahan mereka. Santi terlihat bahagia dengan gaun pengantinnya. ia pasangkan berkali-kali ditubuhnya. sambil berkaca-kaca dan menggoda dirinya yang manis namun lenyap ditelan keredupan hidupnya karena kehilangan Rudi. setiap hari, setiap pagi, Santi hanya bisa memajang gaunnya, sambil memadu padankan dengan kemeja Rudi, lantas berkata, "Sayang, aku cantik bukan, pakai gaun ini!"
"iya, Dong.. aku kan calon istrimu, jadi sebaikny aaku pandai-pandai merias diri agar kamu tak pergi!"

No comments:

Post a Comment

jangan lupa komentar yapss!! biar saya tau jejak Anda.. =)