
banyak sekali cewek-cewek kafe itu yang menyembunyikan profesinya.
Kalau menyembunyikan profesi sebagai cewek kafe di mata masyarakat sih sebenarnya tidak masalah. Tidak ada yang dibuat geram di sana. Tetapi ada juga cewek-cewek kafe itu yang menyembunyikan identitasnya. Kalau saja menggunakan identitas nama yang umum (Sinta, Sari, Selly,DLL) sebenarnya tidak masalah. Tetapi, cewek-cewek kafe ini sering menggunakan nama yang identitk dengan Bali dan Muslim. Misalnya Ni Ketut Halimah, Ni Wayah Tukiyem, dan lain sebagainya. Kebayang nggak sih sakit hatinya orang Bali seperti apa? seolah identitas mereka tercoreng sebagai masyarakat Bali. Apalagi ada embel-embel Halimah juga, jelas-jelas halimah kan nama muslim, juga ikut mencoreng Muslim.
Toh, kalopun cewek-cewek kafe itu asli Bali atau memang seorang yang beragama Islam, ya sebaiknya tidak mencemarkan identitas dari masyarakat lain dengan menggunakan nama yang awut-awutan seperti itu.*ini hanya opini saya ya. Kalaupun dia seorang yang beragama Islam, merahasiakan nama ataupun asal daerahnya juga tidak masalah, tapi tidak merugikan suku-suku,agama, dan identitas masyarakat yang lain serta segeralah bertobat ya..*wekekekek(sokk aliim diriku).
Bekerja apa saja boleh ya.. bekerja di kafe pun tidak masalah kalau hanya menjadi kasir, pelayan, atau koki sekalipun. Asal bisa menjaga diri. Menjual bunga juga bagus. Tapi jangan sampai kalau bunganya tidak laku, eh malah menjual diri. =)*jangan sampai, naudzubillah
Nah, demikian saja coretan saya tentang identitas-identitas palsu cewek-cewek kafe di Bali. selebihnya lain waktu saja ya..
dikira alamat palsu..hehe
ReplyDeletehehehe.. ayu ting-tong dong!!!! =)
ReplyDelete