kala perag dingin melaju
kita lahir ditumpukkan peluru
terseret debu menjadi abu
merasuk mata melilit tubuh
kita lahir tanpa kepala
melenggang hina tanpa tawa
sebab negeri kita dilanda wabah
wabah tipu dan tangis darah
perang dingin bertarung seru
tirani duduk berseru-seru
menindas tangan kita yang masih lugu
biar tak menampar diri mereka
tirani duduk menjilat debu
di bangku-bangku penguasa negeri layu
mengais-ngais kepala kita
yang hilang ketika orok belum tampak di atas tikar senja
perang dingin kian meraja
tirani mencakar tiap mata
yang mengintip dan jujur kata
mereka berjalan di atas parang
hendak memenggal juga kaki kita
biar lumpuh tak menjamah dusta
yang tersilang di atas tanah kita
kita lahir ditumpukkan peluru
terseret debu menjadi abu
merasuk mata melilit tubuh
kita lahir tanpa kepala
melenggang hina tanpa tawa
sebab negeri kita dilanda wabah
wabah tipu dan tangis darah
perang dingin bertarung seru
tirani duduk berseru-seru
menindas tangan kita yang masih lugu
biar tak menampar diri mereka
tirani duduk menjilat debu
di bangku-bangku penguasa negeri layu
mengais-ngais kepala kita
yang hilang ketika orok belum tampak di atas tikar senja
perang dingin kian meraja
tirani mencakar tiap mata
yang mengintip dan jujur kata
mereka berjalan di atas parang
hendak memenggal juga kaki kita
biar lumpuh tak menjamah dusta
yang tersilang di atas tanah kita
No comments:
Post a Comment
jangan lupa komentar yapss!! biar saya tau jejak Anda.. =)