Lekas cepat kau ikat tali sepatumu
Sepatu kulit hadiah sang guru lima tahun lalu
Sakumu yang buntu,
Pertanda pagimu mendengungkan isi perutmu
Sehelai ikat pinggang tua
Melepas mengendurkan celanamu
Dasi kain beludru yang berdebu
Gambar setangkai mawar putih dan alas merah jambu
Pertanda hatimu yang mudah tertipu
Ya, lihat matahari yang masih sepenggal di sebelah timur rumahmu
Menertawakan ikatan yang jatuh dari pinggangmu
Akasia di pelataran membungkam mata
Malu, tuannya rentan di jamah orang
Langkah yang kau tuju setiap pagi
Adalah harapan yang menggantung di pucuk mimpi
Hanya satu alasan kau lakukan itu,
“karena mimpi, kehidupan terjadi!”
Kata ayahmu suatu hari sebelum mati
Dan berangkatlah kau di bangku ilmu
“Seikat sayur bayam jual di pasar baru!
Bekal iuran yang menggunung”
Begitulah restu ibumu
Kau berpacu dan terus berpacu
Meski aspal yang kau tapaki sudah lumpuh tak mampu menahan berat tubuhmu!
Denpasar, 7 Oktober 2011
No comments:
Post a Comment
jangan lupa komentar yapss!! biar saya tau jejak Anda.. =)